Naturalisasi seakan menjadi jalan pintas bagi persepakbolaan di zaman modern. Indonesia pun sekarang mulai genjar melakukan naturalisasi terutama dengan pemain keturunan Belanda-Indonesia dan ada juga naturalisasi dari pemain yang sudah lama bermain di Indonesia. Sebenarnya, perlukah sebuah naturalisasi?
Jika sebuah negara kesulitan untuk mencari sebuah potensi sepakbola dari rakyatnya lalu melakukan naturalisasi mungkin itu hal yang lumrah, tetapi bagaimana dengan Indonesia? negara ini memiliki begitu banyak potensi pemain muda yang dapat membela timnas dimasa yang akan datang. Tim SAD-Indonesia U-19 Uruguay contohnya, tim ini kelak bisa menjadi timnas senior di masa mendatang. Bahkan, Syamsir Alam dan Zainal Haq (pemain SAD U-19) sudah dikontrak oleh klub Uruguay Atletico Penarol. Adalagi Yericho Christiantoko yang sedang dipanggil timnas U-23 sekarang membela RCS Vise, Belgia. Selain itu pemain SAD yang dikontrak RCS Vise ada Yandi Sofyan Munawar dan Alvin Tuasalamony.
Syamsir Alam (kiri) dan Zainal Haq (kanan) |
Wakil Indonesia di Milan Junior Camp 2010 |
Masih perlukah kita melakukan naturalisasi? seharusnya tidak. Tetapi PSSI seakan "bernafsu" untuk mengejar prestasi gemilang di kancah Internasional dengan cara Naturalisasi. Seandainya saja PSSI memiliki scout lalu mencari pemain hingga ke pelosok Papua, mungkin saja kita bakal menemukan pemain yang akan mengubah persepakbolaan Indonesia.
Ya memang dengan naturalisasi, kualitas sepakbola di suatu negara seperti Indonesia akan lebih cepat memberikan sebuah prestasi, tetapi patut kita ingat bagaimana nasib anak anak muda Indonesia? mau diapakan bakat bakat mereka? jangan sampai mereka memilih membela negara lain dan mengharumkan nama negara tersebut.
Lebih baik PSSI meningkatkan pembinaan usia muda, pikirkan cara bagaimana garuda garuda muda ini bisa membawa nama Indonesia ke ajang tertinggi Sepak Bola Dunia yaitu membawa Indonesia ke Piala Dunia untuk pertama kalinya.
Komentar
Posting Komentar